Friday, October 16, 2009

Persepsi

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.

Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.

Stimulus atau Rangsang adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon tertentu. Rangsang merupakan informasi yang dapat diindera oleh panca indera.

Teori Behaviorisme menggunakan istilah rangsang yang dipasangkan dengan respon dalam menjelaskan proses terbentuknya tingkah laku.

Rangsang adalah suatu hal yang datang dari lingkungan yang dapat menyebabkan respon tertentu pada tingkah laku.

Jika rangsang dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.

Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.

Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi.
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.

Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera peraba yaitu kulit.

Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Persepsi visual adalah kemampuan manusia untuk menginterpretasikan informasi yang ditangkap oleh mata. Hasil dari persepsi ini disebut sebagai penglihatan (eyesight, sight atau vision). Unsur-unsur ragam psikologi dalam penglihatan secara umum terangkum dalam sistem visual (visual system). Sistem visual pada manusia memungkinkan untuk beradaptasi dengan informasi dari lingkungannya.

Masalah utama dari persepsi visual ini tidak semata-mata apa yang dilihat manusia melalui retina matanya. Namun lebih daripada itu adalah bagaimana menjelaskan persepsi dari apa yang benar-benar manusia lihat.
• Ketersediaan informasi sebelumnya

ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi.

Dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu.

Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya.
• Kebutuhan

seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.

Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
• Pengalaman masa lalu

sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu.

Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh seseorang, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu.

Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan konteks.


Emosi
akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian
energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru
bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai
penghinaan.
Impresi
stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar,
warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan
menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan
lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.

Konteks
walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting.
Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan
bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan
memberikan makna yang berbeda.

1. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
2. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
3. Ego, adalah pengawas realitas.
contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
Pada masa kanak-kanak kira dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di kantor misalnya).
Proses pertama adalah apa yang dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence quotient) dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient).


Produktifitas Kerja

Produktifitas

Produktifitas kerja selalu dikaitkan dengan pengertian efektifitas dan efisiensi kerja. Menilik pengertian umum produktifitas sering kali di identifikasikan dengan efisiensi dalam suatu rasio keluaran (out put) dan masukan (input). Rasio keluaran dalam suatu rasio ini dapat juga dipakai untuk menghampiri ukuran efisiensi atau produktifitas kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktifitas kerja dibagi dengan jam kerja (manhour).

Produktifitas adalah tingkat pemanfaatan energi yang digunakan oleh seseorang dalam melekukan suatu kegiatan.

Produktifitas = jumlah pekerjaan x standar waktu (60 menit / jam)

waktu yang digunakan

Time Series Data (Analisa Data Berkala)

Time Series Data / Trend Data (Analisa Data Berkala).

Pengertian analisa deret berkala adalah analisa variasi variable dari waktu ke waktu dalam bentuk-bentuk angka indeks. Schumpeter merumuskan deret berkala sebagai variable historis (historical variable) dan merupakan hasil perpaduan antara kekuatan-kekuatan yang beranekaragam. Faktor random non random justru lebih dominan dari faktor random. Analisa trend penelitian ini menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Dalam analisa deret berkala, metode yang paling sering digunakan untuk menentukan persamaan trend adalah metode kuadrat terkecil.

Persamaan garis yang kita cari berbentuk Y = a + bx , dimana:

Y = Nilai variabel Y pada suatu waktu tertentu.

a = Pemotongan antara garis trend dengan sumbu tegak (Y)

a = nilai Y, jika x = 0

b = Kemiringan garis trend besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel x.

x = Periode waktu deret berkala.

Pada metode kuadrat terkecil langkah yang digunakan adalah:

1) Menyusun data sesuai dengan urutan tahunnya.

2) Menentukan tahun yang terletak di tengah-tengah tahun.

3) Hitung nilai xY dan x2 kemudian cari jumlah Y, jumlah xY dan jumlah x2.

4) Mencari harga a dengan rumus:

a = xY

n

dan

harga b dengan rumus:

b = xY

x2

5) Masukkan nilai a dan b ke permukaan trend Y = a + b x.

Untuk meramalkan pada tahun yang akan datang maka lanjutkanlah bilangan atau kode tahun yang telah dibuat sampai pada kode tahun yang akan diramalkan.

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja (FTE)

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja


Metode penghitungan kebutuhan tenaga kerja menurut FTE / Full Time Equivalent / the number of individu.

FTE = Jumlah beban pertahun

Target per jam X jumlah jam kerja pertahun


Keterangan:

Jumlah beban pertahun = Jumlah paisen yang mendaftar di loket dalam 1 tahun.

Target per jam = Jumlah pasien yang dilayani dalam 1 jam

Jumlah jam kerja pertahun = Jumlah jam loket buka dalam 1 hari

Kelelahan

Kelelahan

Pengertian kelelahan

Lelah bagi seseorang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif. Lelah merupakan suatu pekerjaan. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan tubuh dalam bekerja.

Sebab-sebab kelelahan

a. Keadaan lingkungan yang monoton

b. Beban dan lamanya pekerjaan, baik fisik maupun mental

c. Keadaan lingkungan, seperti cuaca kerja, penerangan, dan kebisingan.

d. Keadaan kejiwaan, seperti tanggungjawab, kekhawatiran, atau konflik.

e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi.

Tenaga Kerja, Beban Kerja dan Kapasitas Kerja

Tenaga Kerja

Menurut undang-undang No.14 tahun 1969 tentang ketentuan – ketentuan pokok tenaga adalah subjek dan objek pembangunan ergonomi yang bersasaran akhir pada efisiensi dan keserasian kerja yang mempunyai arti penting bagi tenaga kerja, baik subjek maupun objek.


Beban Kerja

Beban kerja adalah beban fisik,mental, atau sosial yang harus dipikul oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Beban kerja ada dua macam, yaitu

A Beban utama

Beban utama adalah beban yang ditimbulkan akibat dari suatu pekerjaan yang dilakukannya.

B Beban tambahan

Beban tambahan adalah beban yang ditimbulkan akibat faktor lingkungan dalam suatu pekerjaan yang dapat berakibat atau mempengaruhi kondisi jasmani dan rihani.

Kapasitas Kerja

Agar seorang tenaga kerja mempunyai keserasian sebaik mungkin yang berarti dapat menjamin keadaan k esehatan dan produktivitas setinggi-tingginya, maka perlu adanya keseimbangan dari beberapa faktor yaitu :

A Beban kerja

B Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja

C Kapasitas kerja

Kemampuan seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya dan sangat bergantung kepada keterampilan , kemampuan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh.

Waktu Kerja

Waktu Kerja

Waktu kerja bagi sseseorang menentukan efisiensi dan produktifitasnya. Segi penting dalam persoalan waktu kerja meliputi:


A Lamanya seseorang dapat bekerja dengan baik

B Hubungan antara waktu dan istirahat

C Waktu kerja sehari menurut periode, yang meliputi siang dan malam

Jam kerja tanpa istirahat untu waktu kebutuhan personal, fatque, and delay (PFD) adalah 15% dari waktu normal. Lamanya seseorang bekerja secara baik pada umumnya 6-8 jam / hari atau 36-48 jam / minggu. Sisanya (16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang tinngi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan.

Dengan pengaturan istirahat yang memadai, istirahat spontan dan istirahat curian akan berkurang. Istirahat curian meningkat sejalan dengan bertambahnya kelelahan.

Ergonomi

Ergonomi

Definisi Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan / hukum jadi ergonomi merupakan aturan-aturan yang dipakai untuk kerja. Definisi menurut Suma’mur adalah ilmu menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya guna tercapainya produktivitas dan efisiensi setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-timalnya. Menurut Tarwaka Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara fasilitas (beraktivitas / istirahat) dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik / mental sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik. International Ergonomics Association mendefinisikan ergonomi merupakan studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan untuk optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan di tempat kerja di rumah dan tempat rekreasi.

Tanpa ergonomi maka ketidaknyamanan dalam bekerja akan terasa, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi dan akan mengakibatkan pula rendahnya efisiensi dan daya kerja. Ergonomi dapat diterapkan dimana saja baik di lingkungan rumah, perjalanan, lingkungan sosial / tempat kerja. Ergonomi harus dapat diterapkan di lingkungan kerja atau manapun karena untuk mendapatkan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan produktifitas kerja yang optimal.

Tempat Pendaftaran Rawat Jalan

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ( TPPRJ )

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) lebih dikenal sebagai loket Pendaftaran Rawat Jalan atau admision rawat jalan. Sifat pelayanan di TPPRJ adalah administratif (tertib, rapi, teliti dan cepat) serta rahasia (serah terima dokumen dari satu unit ke unit lain tidak boleh oleh pasien atau keluarga tetapi oleh petugas).

Dalam hal pelayanan dokumen rekam medis, TPPRJ merupakan tempat penyediaan dokumen baru sehingga pemberian Nomor Rekam Medis (Nomor RM) bagi kunjungan pertama dan pencarian Nomor RM lama pasien kunjungan ulang.


Tugas Pokok dan Fungsi TPPRJ

1. Melakukan pendaftaran pasien rawat jalan

2. Mencatat data dasar pasien ke dalam dokumen RM

3. Mendistribusikan dokumen RM ke masing – masing poliklinik

4. Membantu bagian keuangan mengenai informasi jasa pelayanan IRJ

5. Memberi informasi lain bagi pasien, manajemen atau pelanggan lain.

Informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen :

1. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan (baru dan lama)

2. Jumlah kunjungan rawat jalan pasien Askes

3. Alamat pasien, untuk mengetahui cakupan pelayanan

4. Petugas URJ yang bertanggung jawab terhadap pasien dan dokumen RM

5. Dokter yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan IRJ di masing – masing

Diskripsi Kegiatan Pokok di TPPRJ

1. Sebelum loket dibuka pada pukul 08.00, petugas pendaftaran menyiapkan formulir dan catatan rekam medis meliputi :

a. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien).

b. KIB / KTPP (Kartu Indeks Berobat / Kartu Tanda Pengenal Pasien).

c. Dokumen rekam medis rawat jalan baru yang telah diberi nomor rekam medis.

d. Buku Register Pendaftaran Pasien

e. Buku Catatan Penggunaan Nomor Rekam Medis

f. Tracer (Kartu Petunjuk Dokumen)

g. Buku Ekspedisi serah terima dokumen rekam medis

h. Karcis pendaftaran pasien

2. Pastikan terlebih dahulu apakah pasien sudah pernah berobat atau belum dirumah sakit ini. Dengan menanyakan terlebih dahulu apakah pernah berobat disini?

a. Bila pernah berobat, pasien dminta menunjukkan Kartu Identitas Pasiennya kemudian catat nomor rekam medis di tracer untuk digunakan mencari dokumen rekam medis lama oleh bagian failing.

b. Bila tidak membawa Kartu Identitas Pasien, tanyakan nama dan alamatnya untuk dicari nomor rekam medisnya di Kartu Indeks Utama Pasien ynga selanjutnya dicatat nama dan nomor rekam medis di tracer.

c. Bila belum pernah berobat, isilah Kartu Identitas Berobat baru, Kartu Indeks Utama Pasien baru, dan catat baru dasar pasien dilakukan rekam medis rawat jalan dengan lengkap, jelas dan benar.

3. Memberikan tracer yang telah ditulis nama, nomor rekam medis, tanggal dan unit yang menggunakan ke bagian failing untuk diambilkan dokumen rekam medis yang sesuai dengan nomor rekam medisnya.

4. Menyerahkan Kartu Indeks Pasien kepada pasien dengan pesan gar dibawa setiap kali saat berobat dirumahsakit ini.

5. Setelah mengetahui poliklinik yang dituju, pasien dipersilahkan membayar jasa pelayanan rawat jalan dikasir dan menunggu panggilan dipoliklinik yang sesuai.

6. Menerima dokumen rekam medis lama dari bagian failing dengan menggunakan buku ekspedisi.

7. Mendistribusikan dokumen rekam medis sesuai dengan Unit Rawat Jalan yang sesuai dengan tujuan pasien berobat oleh petugas dengan menggunakan buku ekspedisi.

8. Identitas pasien dicatat di Buku Register rawat jalan untuk keperluan pengecekan jumlah pasien yang terdaftar setiap harinya.

9. Menyimpan Kartu Indeks Utama Pasien disusun rapi berdasar abjad.

10. Melayani pendaftaran pasien peserta Askes (sistem dan prosedur mengikuti ketentuan perusahaan).

11. Mencocokkan jumlah pasien dengan jumlah penerimaan kas bersama – sama kasir dengan menggunakan buku register pendaftaran rawat jalan.

12. Membuat Laporan harian yang berisis berbagai informasi yang dihasilkan di tempat ini.