Sunday, November 22, 2009

Landasan hukum

SEJARAH REKAM MEDIS


SEJARAH REKAM MEDIS

Rekam medis sebagai catatan dan ingatan tentang praktek kedokteran telah dikenal orang sejak zaman palaelolitikum 25.000 Sebelum Masehi yang ditemukan di gua batu Spayol. Di Zaman Babylon, pengobatan di Mesir, Yunani dan Roma menulis pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding gua, batang kayu dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Selanjutnya dengan berkembangnya Hieroglyph (tulisan mesir kuno) ditemukan catatan pengobatan pada dinding makam dan candi Mesir serta diatas papyrus (semacam gulungan kertas yang terbuat dari kulit). Salinan papyrus yang ditulis pada tahun 1600 SM yang ditemukan oleh Edwin Smith pada abad ke 19 di mesir masih tersimpan di New York Academy Of Medicine. Sedangkan di University Of Leipzig menyimpan papyrus ebers yang ditulis pada 1550 SM yang ditemukan diantara kaki mumi didekat Thebes pada tahun 1872.
Hippocrates yang lahir pada tahun 450 SM dikenal sebagai “ Bapak Ilmu Kedokteran “ memerintahkan kepada murid-muridnya Thesalu, Dracon dan Dexippus untuk mencatat dan memelihara semua penemuannya tentang penyakit pasien-pasiennya secara rinci. Francis adams pada tahun 1849 menerjemahkan catatan yang ditulis oleh HippocrateS, salah satunya adalah riwayat dan perjalanan penyakit istri Philinus setelah melahirkan sampai meninggal. Di Roma, 600 tahun sesudah Hippocrates, seorang dokter bernama Galen mencatat riwayat dan perjalanan penyakit pasien yang ditulis dalam bahasa latin. Selanjutnya oleh Ibnu Sina (980-1037), mengembangkan ilmu kedokteran tersebut berdasarkan catatan- catatan jaman Hippocrates.
Rumah sakit St Bartholomew London, Inggris, merupakan rumah sakit yang menyimpan rekam medis sejak dibuka pada tahun 1137. pada saat Raja Henry ke 8 (1509-1547) berkuasa, rumah sakit tersebut membuat peraturan tentang menjaga kerahasiaan dan kelengkapan isi rekam medis. Pada jaman ini perkembangaan ilmu kedokteran semakin pesat seiring dengan itu diikuti pula pencatatan kedalam rekam medis yang digunakan untuk pengelolaan pasien dan perkembangan ilmu. Inilah rumah sakit pertama yang mempunyai perpustakaan kedokteran yang kini catatan medis tersebut dapat disamakan dengan rekam medis.
Selanjutnya dengan mulai dikenalnya ilmu statistic pada abad 17-18 peranan data rekam medis menjadi sangat penting untuk meghitung angka kesakitan dan kematian di rumah sakit tertentu atau pada wilayah tertentu. Di Amerika, Rumah Sakit Penzylvania yang didirikan pada tahun 1752 menyimpan indeks pasien yang disimpan sampai sekarang. Sedangkan Rumah Sakit Massachusete, Boston, oleh pustakawan Grace Whiiting Meyers (1859-1957) mulai membuat catalog catatan-catatan rekam medis pasien dan menggunakan Terminology Medis (istilah-istilah kedokteran).
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad 20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara. Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis disetiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American health information management association) dan perhimpunan di dunia menyatu dalam IFHRO (international health record organization), sedangkan di Indonesia bernama PORMIKI (perhimpunan organisasi profesianal perekam medis dan informasi kesehatan indonesia).

Pengertian Rekam medis


Pengertian Rekam medis

Rekam medis dalam KUBI (kamus umum bahasa Indonesia ) berarti hasil perekaman yang berupa keterangan mengenai hasil pengobatan pasien; sedangkan rekam kesehatan yaitu hasil perekaman yang berupa keterangan mengenai kesehatan pasien. Dalam Permenkes 749a tahun 1989 tentang rekam medis disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan documen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Dijelaskan lebih lanjut dalam surat keputusan derektorat jenderal pelayanan medik No. 78 tahun 1991 tentang penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit, bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk di unit gawat darurat dan unit unit rawat inap.
Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.

membangun prototype dalam pengembangan rumah sakit


Membangun sistem informasi di rumah sakit dikenal sangat kompleks, padat karya, dan padat modal. Untuk itu dibutuhkan metode pembangunan sistem agar dapat menuntun analist sistem untuk menghasilkan sistem yang standar. Di dunia sistem informasi dikenal beberapa metode pembangunan sistem informasi yakni dengan metode Prototype,metode spiral dan metode daur hidup. Ketiga-tiganya memiliki kelebihan dan kekurangan yang mengharuskan pengambil keputusan di tingkat manajerial lebih berhati-hati agar tidak terjadi kondisi “chaos” akibat sistem tersebut.
Metode prototype yang akan dibahas dapat memberikan gambaran/ide bagi seorang analist sistem untuk menyajikan gambaran secara lengkap. Dengan demikian manajer rumah sakit akan dapat melihat model sistem tersebut baik dari sisi tampilan maupun teknik prosedural yang akan dibangun. Ada 2 jenis metode prototype yang dikembangkan yakni metode Prototype pertama lebih singkat dan kurang rinci dibandingkan metode prototype jenis yang kedua.
Metode Prototype 1.
1. Mengidentifikasi Kebutuhan pemakai
Analist sistem melakukan studi kelayakan dan studi terhadap kebutuhan user, yang meliputi model interface, teknik prosedural maupun teknologi yang digunakan.
2. Mengembangkan Prototpe
Analist sistem bekerja sama dengan programer mengembangkan prototype sistem untuk memperlihatkan kepada manajer rumah sakit pemodelan yang akan dibangun.
3. Menentukan prototype
Analist sistem mendeteksi dan mengidentifikasi sejauh mana pemodelan yang dibuat sesuai dengan harapan user termasuk perbaikan-perbaikan yang diinginkan atau bahkan harus merombak secara keseluruhan.
4. Penggunaan Prototype
Analist sistem akan menyerahkan kepada programmer untuk mengimplementasikan model yang disetujui menjadi suatu sistem.

Selanjutnya pada metode prototype 2, ditambahkan langkah:
1. Menguji sistem operasional,
Programer akan melakukan ujicoba dengan data primer maupun sekunder untuk memastikan bahwa sistem dapat berlangsung dengan baik dan benar.
2. Menentukan sistem Operasional
Pada tahap ini sudah mulai negosiasi tentang sistem, apakah diterima atau tidak, perlu dirombak atau diteruskan.
3. Jika sistem telah disetujui , tahap terakhir adalah “Implementasi”.
Metode prototype ini cocok di gunakan untuk pengembangan skala kecil karena kurang rincinya tahapan yang dilalui dan kurangnya proses dokumentasi.
Keuntungan dan kerugian dengan metode Prototype.
Keuntungan yang diperoleh dengan metode ini:
- Terjadi komunikasi aktif antara analist , programer, user dan manajer RS
- User ikut terlibat secara aktif dan partisipatif dalam menentukan model sistem yang digunakan, dengan kata lain “Sistem dengan perspektif pemakai”.
- Dengan metode ini meningkatkan kepuasan user karena harapan dan keinginan dapat terimplementasi dengan baik, sementara biaya pengembangan sistem menjadi lebih hemat.

Kerugian yang dapat terjadi
- Kurangnya dokumentasi sehingga bila terjadi kesalahan cukup sulit untuk memperbaikinya.
- User dalam perjalanan pembangunan sistem mengembangkan ide-ide dan gagasannya sehingga kadang menjadi sangat luas dan sulit untuk diimplementasikan.
So…pada tulisan berikutnya akan kami bahas metode daur hidup yang bisa jadi cocok untuk pengembangan sistem informasi di rumah sakit karena harus melewati tahap-tahap perencanaan, implementasi, evaluasi , penggunaan dan pemeliharaan.

Friday, October 16, 2009

Persepsi

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.

Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.

Stimulus atau Rangsang adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon tertentu. Rangsang merupakan informasi yang dapat diindera oleh panca indera.

Teori Behaviorisme menggunakan istilah rangsang yang dipasangkan dengan respon dalam menjelaskan proses terbentuknya tingkah laku.

Rangsang adalah suatu hal yang datang dari lingkungan yang dapat menyebabkan respon tertentu pada tingkah laku.

Jika rangsang dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.

Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.

Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi.
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.

Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera peraba yaitu kulit.

Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Persepsi visual adalah kemampuan manusia untuk menginterpretasikan informasi yang ditangkap oleh mata. Hasil dari persepsi ini disebut sebagai penglihatan (eyesight, sight atau vision). Unsur-unsur ragam psikologi dalam penglihatan secara umum terangkum dalam sistem visual (visual system). Sistem visual pada manusia memungkinkan untuk beradaptasi dengan informasi dari lingkungannya.

Masalah utama dari persepsi visual ini tidak semata-mata apa yang dilihat manusia melalui retina matanya. Namun lebih daripada itu adalah bagaimana menjelaskan persepsi dari apa yang benar-benar manusia lihat.
• Ketersediaan informasi sebelumnya

ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi.

Dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu.

Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya.
• Kebutuhan

seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.

Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
• Pengalaman masa lalu

sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu.

Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh seseorang, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu.

Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan konteks.


Emosi
akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian
energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru
bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai
penghinaan.
Impresi
stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar,
warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan
menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan
lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.

Konteks
walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting.
Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan
bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan
memberikan makna yang berbeda.

1. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
2. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
3. Ego, adalah pengawas realitas.
contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
Pada masa kanak-kanak kira dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di kantor misalnya).
Proses pertama adalah apa yang dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence quotient) dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient).


Produktifitas Kerja

Produktifitas

Produktifitas kerja selalu dikaitkan dengan pengertian efektifitas dan efisiensi kerja. Menilik pengertian umum produktifitas sering kali di identifikasikan dengan efisiensi dalam suatu rasio keluaran (out put) dan masukan (input). Rasio keluaran dalam suatu rasio ini dapat juga dipakai untuk menghampiri ukuran efisiensi atau produktifitas kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktifitas kerja dibagi dengan jam kerja (manhour).

Produktifitas adalah tingkat pemanfaatan energi yang digunakan oleh seseorang dalam melekukan suatu kegiatan.

Produktifitas = jumlah pekerjaan x standar waktu (60 menit / jam)

waktu yang digunakan

Time Series Data (Analisa Data Berkala)

Time Series Data / Trend Data (Analisa Data Berkala).

Pengertian analisa deret berkala adalah analisa variasi variable dari waktu ke waktu dalam bentuk-bentuk angka indeks. Schumpeter merumuskan deret berkala sebagai variable historis (historical variable) dan merupakan hasil perpaduan antara kekuatan-kekuatan yang beranekaragam. Faktor random non random justru lebih dominan dari faktor random. Analisa trend penelitian ini menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Dalam analisa deret berkala, metode yang paling sering digunakan untuk menentukan persamaan trend adalah metode kuadrat terkecil.

Persamaan garis yang kita cari berbentuk Y = a + bx , dimana:

Y = Nilai variabel Y pada suatu waktu tertentu.

a = Pemotongan antara garis trend dengan sumbu tegak (Y)

a = nilai Y, jika x = 0

b = Kemiringan garis trend besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel x.

x = Periode waktu deret berkala.

Pada metode kuadrat terkecil langkah yang digunakan adalah:

1) Menyusun data sesuai dengan urutan tahunnya.

2) Menentukan tahun yang terletak di tengah-tengah tahun.

3) Hitung nilai xY dan x2 kemudian cari jumlah Y, jumlah xY dan jumlah x2.

4) Mencari harga a dengan rumus:

a = xY

n

dan

harga b dengan rumus:

b = xY

x2

5) Masukkan nilai a dan b ke permukaan trend Y = a + b x.

Untuk meramalkan pada tahun yang akan datang maka lanjutkanlah bilangan atau kode tahun yang telah dibuat sampai pada kode tahun yang akan diramalkan.

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja (FTE)

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja


Metode penghitungan kebutuhan tenaga kerja menurut FTE / Full Time Equivalent / the number of individu.

FTE = Jumlah beban pertahun

Target per jam X jumlah jam kerja pertahun


Keterangan:

Jumlah beban pertahun = Jumlah paisen yang mendaftar di loket dalam 1 tahun.

Target per jam = Jumlah pasien yang dilayani dalam 1 jam

Jumlah jam kerja pertahun = Jumlah jam loket buka dalam 1 hari

Kelelahan

Kelelahan

Pengertian kelelahan

Lelah bagi seseorang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif. Lelah merupakan suatu pekerjaan. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan tubuh dalam bekerja.

Sebab-sebab kelelahan

a. Keadaan lingkungan yang monoton

b. Beban dan lamanya pekerjaan, baik fisik maupun mental

c. Keadaan lingkungan, seperti cuaca kerja, penerangan, dan kebisingan.

d. Keadaan kejiwaan, seperti tanggungjawab, kekhawatiran, atau konflik.

e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi.

Tenaga Kerja, Beban Kerja dan Kapasitas Kerja

Tenaga Kerja

Menurut undang-undang No.14 tahun 1969 tentang ketentuan – ketentuan pokok tenaga adalah subjek dan objek pembangunan ergonomi yang bersasaran akhir pada efisiensi dan keserasian kerja yang mempunyai arti penting bagi tenaga kerja, baik subjek maupun objek.


Beban Kerja

Beban kerja adalah beban fisik,mental, atau sosial yang harus dipikul oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Beban kerja ada dua macam, yaitu

A Beban utama

Beban utama adalah beban yang ditimbulkan akibat dari suatu pekerjaan yang dilakukannya.

B Beban tambahan

Beban tambahan adalah beban yang ditimbulkan akibat faktor lingkungan dalam suatu pekerjaan yang dapat berakibat atau mempengaruhi kondisi jasmani dan rihani.

Kapasitas Kerja

Agar seorang tenaga kerja mempunyai keserasian sebaik mungkin yang berarti dapat menjamin keadaan k esehatan dan produktivitas setinggi-tingginya, maka perlu adanya keseimbangan dari beberapa faktor yaitu :

A Beban kerja

B Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja

C Kapasitas kerja

Kemampuan seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya dan sangat bergantung kepada keterampilan , kemampuan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh.

Waktu Kerja

Waktu Kerja

Waktu kerja bagi sseseorang menentukan efisiensi dan produktifitasnya. Segi penting dalam persoalan waktu kerja meliputi:


A Lamanya seseorang dapat bekerja dengan baik

B Hubungan antara waktu dan istirahat

C Waktu kerja sehari menurut periode, yang meliputi siang dan malam

Jam kerja tanpa istirahat untu waktu kebutuhan personal, fatque, and delay (PFD) adalah 15% dari waktu normal. Lamanya seseorang bekerja secara baik pada umumnya 6-8 jam / hari atau 36-48 jam / minggu. Sisanya (16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang tinngi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan.

Dengan pengaturan istirahat yang memadai, istirahat spontan dan istirahat curian akan berkurang. Istirahat curian meningkat sejalan dengan bertambahnya kelelahan.

Ergonomi

Ergonomi

Definisi Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan / hukum jadi ergonomi merupakan aturan-aturan yang dipakai untuk kerja. Definisi menurut Suma’mur adalah ilmu menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya guna tercapainya produktivitas dan efisiensi setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-timalnya. Menurut Tarwaka Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara fasilitas (beraktivitas / istirahat) dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik / mental sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik. International Ergonomics Association mendefinisikan ergonomi merupakan studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan untuk optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan di tempat kerja di rumah dan tempat rekreasi.

Tanpa ergonomi maka ketidaknyamanan dalam bekerja akan terasa, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi dan akan mengakibatkan pula rendahnya efisiensi dan daya kerja. Ergonomi dapat diterapkan dimana saja baik di lingkungan rumah, perjalanan, lingkungan sosial / tempat kerja. Ergonomi harus dapat diterapkan di lingkungan kerja atau manapun karena untuk mendapatkan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan produktifitas kerja yang optimal.

Tempat Pendaftaran Rawat Jalan

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ( TPPRJ )

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) lebih dikenal sebagai loket Pendaftaran Rawat Jalan atau admision rawat jalan. Sifat pelayanan di TPPRJ adalah administratif (tertib, rapi, teliti dan cepat) serta rahasia (serah terima dokumen dari satu unit ke unit lain tidak boleh oleh pasien atau keluarga tetapi oleh petugas).

Dalam hal pelayanan dokumen rekam medis, TPPRJ merupakan tempat penyediaan dokumen baru sehingga pemberian Nomor Rekam Medis (Nomor RM) bagi kunjungan pertama dan pencarian Nomor RM lama pasien kunjungan ulang.


Tugas Pokok dan Fungsi TPPRJ

1. Melakukan pendaftaran pasien rawat jalan

2. Mencatat data dasar pasien ke dalam dokumen RM

3. Mendistribusikan dokumen RM ke masing – masing poliklinik

4. Membantu bagian keuangan mengenai informasi jasa pelayanan IRJ

5. Memberi informasi lain bagi pasien, manajemen atau pelanggan lain.

Informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen :

1. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan (baru dan lama)

2. Jumlah kunjungan rawat jalan pasien Askes

3. Alamat pasien, untuk mengetahui cakupan pelayanan

4. Petugas URJ yang bertanggung jawab terhadap pasien dan dokumen RM

5. Dokter yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan IRJ di masing – masing

Diskripsi Kegiatan Pokok di TPPRJ

1. Sebelum loket dibuka pada pukul 08.00, petugas pendaftaran menyiapkan formulir dan catatan rekam medis meliputi :

a. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien).

b. KIB / KTPP (Kartu Indeks Berobat / Kartu Tanda Pengenal Pasien).

c. Dokumen rekam medis rawat jalan baru yang telah diberi nomor rekam medis.

d. Buku Register Pendaftaran Pasien

e. Buku Catatan Penggunaan Nomor Rekam Medis

f. Tracer (Kartu Petunjuk Dokumen)

g. Buku Ekspedisi serah terima dokumen rekam medis

h. Karcis pendaftaran pasien

2. Pastikan terlebih dahulu apakah pasien sudah pernah berobat atau belum dirumah sakit ini. Dengan menanyakan terlebih dahulu apakah pernah berobat disini?

a. Bila pernah berobat, pasien dminta menunjukkan Kartu Identitas Pasiennya kemudian catat nomor rekam medis di tracer untuk digunakan mencari dokumen rekam medis lama oleh bagian failing.

b. Bila tidak membawa Kartu Identitas Pasien, tanyakan nama dan alamatnya untuk dicari nomor rekam medisnya di Kartu Indeks Utama Pasien ynga selanjutnya dicatat nama dan nomor rekam medis di tracer.

c. Bila belum pernah berobat, isilah Kartu Identitas Berobat baru, Kartu Indeks Utama Pasien baru, dan catat baru dasar pasien dilakukan rekam medis rawat jalan dengan lengkap, jelas dan benar.

3. Memberikan tracer yang telah ditulis nama, nomor rekam medis, tanggal dan unit yang menggunakan ke bagian failing untuk diambilkan dokumen rekam medis yang sesuai dengan nomor rekam medisnya.

4. Menyerahkan Kartu Indeks Pasien kepada pasien dengan pesan gar dibawa setiap kali saat berobat dirumahsakit ini.

5. Setelah mengetahui poliklinik yang dituju, pasien dipersilahkan membayar jasa pelayanan rawat jalan dikasir dan menunggu panggilan dipoliklinik yang sesuai.

6. Menerima dokumen rekam medis lama dari bagian failing dengan menggunakan buku ekspedisi.

7. Mendistribusikan dokumen rekam medis sesuai dengan Unit Rawat Jalan yang sesuai dengan tujuan pasien berobat oleh petugas dengan menggunakan buku ekspedisi.

8. Identitas pasien dicatat di Buku Register rawat jalan untuk keperluan pengecekan jumlah pasien yang terdaftar setiap harinya.

9. Menyimpan Kartu Indeks Utama Pasien disusun rapi berdasar abjad.

10. Melayani pendaftaran pasien peserta Askes (sistem dan prosedur mengikuti ketentuan perusahaan).

11. Mencocokkan jumlah pasien dengan jumlah penerimaan kas bersama – sama kasir dengan menggunakan buku register pendaftaran rawat jalan.

12. Membuat Laporan harian yang berisis berbagai informasi yang dihasilkan di tempat ini.